Mengenai Evaluasi Program Pembangunan

STUDI EVALUASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DESASTUDI EVALUASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DESA

STUDI EVALUASIPROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI BIDANG INFRASTRUKTUR PEDESAAN

TUJUAN EVALUASI

· Mengkaji proses pelaksanaan proyek dan mulai dari tahap perencanaan hingga evaluasi. Termasuk hasil, manfaat dan dampaknya.

· Mengkaji jenis program mana diantara tiga program infrastruktur (P2MPD, PPIP dan PMPD) yang effektif mencapai tujuan sesuai yang direncanakan.

· Mempelajari langkah-langkah perbaikan program yang didasarkan atas contoh-contoh yang baik dari program pengembangan masyarakat dan pengentasan kemiskinan yang sudah ada.

APA ITU P2MPD ?

Merupakan Program Pendukung Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Daerah

Pelaksana: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

Lokasi: 6 Propinsi di 48 Kabupaten

Durasi proyek: tanggal 25 Maret 1999 sampai 31 Maret 2005.

Tujuan: Mengembangkan dan memperkokoh proses pelaksanaan otonomi daerah serta membantu percepatan pemulihan dampak krisis. Secara lebih khusus,

Komponen:

· Penyediaan Infrastruktur Desa

· Pengembangan Kapasitas

APA ITU PMPD ?

Merupakan Pemberdayaan Masyarakat untuk Pembangunan Desa

Pelaksana: Departemen Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Desa,

Durasi proyek: dimulai tanggal 12 Mar 2001-30 Juni 2007.

Lokasi: 6 provinsi, 13 Kabupaten, 77 kecamatan dan 568 Desa.

Tujuan: Mengentaskan masyarakat miskin perdesaan dengan memperbaiki kondisi ekonomi desa dan meningkatkan pendapatan kelompok miskin, khususnya masyarakat miskin yang tinggal di dekat pusat pertumbuhan

Komponen:

· Peningkatan kapasitas untuk desentralisasi pelaksanaan pembangunan,

· Pengembangan lembaga keuangan dan ekonomi perdesaan, (LSPBM) dan pengembangan usaha mikro dan kecil perdesaan.

· Peningkatan prasarana perdesaan, mencakup prasarana penghubung ke pusat pertumbuhan, prasarana pendukung usaha ekonomi perdesaan, dan prasarana permukiman.

APA ITU PIPP ?

Merupakan Program Peningkatan Infrastruktur Pedesaan

Pelaksana:Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Cipta Karya,

Durasi proyek:mulai tanggal 20 Juni 2006 sampai 31 Maret 2009.

Lokasi: 4 provinsi, 45 Kabupaten, 571 kecamatan dan 1.840 Desa.

Tujuan:Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui perbaikan akses masyarakat miskin terhadap infrastruktur dasar perdesaan

Komponen Proyek:

· Pekerjaan infrastrutur yang mendukung aksesibilitas, yaitu jalan dan jembatan perdesaan.

· Pekerjaan infrastrutur yang mendukung produksi pangan, yaitu irigasi perdesaan.

· Pekerjaan infrastrutur yang mendukung pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, yaitu penyediaan air minum dan sanitasi perdesaan.

LOKASI STUDI KASUS EVALUASI

P2MPD

KABUPATEN SLEMAN (D.I YOGYAKARTA)

OGAN KOMERING ILIR atau OKI (SULAWESI SELATAN)

PMPD

KABUPATEN BANJAR (KALIMANTAN SELATAN)

KABUPATEN MINAHASA (SULAWESI UTARA)

PPIP

KABUPATEN PANGKEP (SULAWESI SELATAN)

KABUPATEN BANGKALAN (MADURA, JAWA TIMUR)

METODE

1.Review Dokumen

2.Interview Informan Kunci

3.Observasi Lapangan dan Penilaian Cepat melalui (wawancara mendalam, FGD dan pengamatan langsung)

DAMPAK PROGRAM

Proyek sarana dan prasarana yang dibangun pada dasarnya cukup sukses untuk membantu masyarakat karena memiliki dampak sebagai berikut

1. Dampak ekonomi:

· Mengurangi waktu tempuh

· Mengurangi pengeluaran rumah tangga untuk beli air

· Perluasan usaha baru

· Mengurangi ketergantungan pada rentenir

· Meningkatkan harga jual tanah

· Meningkatkan fungsi lahan (tidur)

2. Dampak lainnya

· Meningkatkan keterampilan pengadministrasian (kasus LSPBM)

· Lingkungan yang lebih nyaman (tidak banjir, rumah lebih tertata)

· Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengoperasian (kasus Minahasa)

3. Dampak masyarakat

· Partisipasi masyarakat:Berjalan sesuai dengan pedoman pelaksanaan. Hanya saja elite desa masih mendominasi dan mempengaruhi pengambilan keputusan.

- Partisipasi cukup besar dalam penyediaan tenaga dan dana

- Partisipasi perempuan masih terbatas di beberapa tempat, kecuali di proyek PMPD dan P2MPD berjalan sesuai dengan ketentuan. Keterlibatan perempuan ini dipengaruhi oleh karakter dan budaya lokal.

KEPUASAN MASYARAKAT

1. Masyarakat pada umumnya merasa puas dengan sarana yang dibangun Terutama pada sarana yang pengerjaannya dipercayakan kepada masyarakat. Kepuasan masyarakat ini meliputi :

- Kualitas fisik bangunan

- Manfaat langsung (fungsi) dari sarana yang dibangun

2. Namun masyarakat kurang puas dalam hal transparansi anggaran, pencairan dana, pengadaan material, dan penanganan komplain. (komplain masyarakat atas kualitas konstruksi yang dibangun Pokmas kabupatem tidak direspon secara baik)

KEBERLANJUTAN PROGRAM

1. Di tingkat masyarakat dibentuk kelompok pemanfaat dan pemelihara sarana sebagaimana disain proyek. Namun dalam implementasinya kelompok ini tidak fungsional dan mengalami beberapa kendala:

- Kelompok tidak sustain karena pembentukannya hanya untuk memenuhi syarat proyek

- Sarana dikuasai oleh kelompok tertentu (kasus tambatan perahu di Bangkalan)

2. Namun kasus di Pangkep, kelompok pemanfaat dan pemelihara sarana air bersih berfungsi dengan baik karena mampu mengoperasikan dan memelihara terminal air (kelompoknya solid, ada margin dari penjualan air untuk biaya O&P)

3. LSPBM berkelanjutan dengan baik, bahkan mampu mengakumulasi aset. Komponen proyek infrastruktur yang bersifat produktif akan lebih sustain dibandingkan bangunan fisik yang bersifat sosial.

Kesimpulan

1. Proyek infrastruktur desa cukup positif dalam membantu aksesibilitas masyarakat di bidang sosial-ekonomi dan layak dikembangkan lebih lanjut dalam mendorong pertumbuhan wilayah desa.

2. Proyek Infrastruktur desa yang berbasis masyarakat sangat effektif dan efisien dari sisi dana dan sebaiknya lebih diperbesar alokasi dana dan volume sarananya

3. Proyek infrastruktur desa dengan menggunakan pendekatan community development pada dasarnya sudah berlangsung baik , namun untuk memaksimalkan proses, output dan outcome perlu ditingkatkan dengan LSM sebagai mitra/fasilitator, bukan perusahaan yang tidak memiliki core bisnis dalam pemberdayaan masyarakat

4. Proyek infrastruktur desa sekalipun cukup fungsional dan masyarakat puas dengan kinerja tehnisnya, namun masih rendah tingkat keberlanjutannya. Karena itu, fokus perhatian proyek untuk meningkatkan aspek pengorganisasian masyarakat, transparansi dan mekanisme komplain dan keterlibatan perempuan menjadi sangat mutlak dilakukan..

5. Proyek infrastruktur desa akan semakin effektif dalam mendorong pembangunan masyarakat dan wilayah pedesaan manakala diikuti dengan program penguatan kelembagaan masyarakat dan peningkatan ekonomi rakyat untuk mendorong kesejahteraan. Termasuk mulai memperhatikan program infrastruktur lingkungan di masyarakat (pengolahan limbah, perlindungan sumber air, dll)

REKOMENDASI

1. Program pemberdayaan masyarakat untuk penyediaan infrastruktur desa harus terintegrasi dengan program peningkatan tata kelola yang baik di tingkat daerah. Dalam prosesnya, kedua program ini dilakukan oleh konsultan yang berbeda sesuai dengan kompetensi masing-masing tetapi masih dalam satuan manajemen proyek (PIU)

2. Dari pengamatan menunjukkan bahwa dalam memacu proses pembangunan pedesaan tidak cukup dengan pendekatan penyediaan infrastruktur semata.. Pembangunan pedesaan harus dilihat dalam konteks pengembangan wilayah pedesaan yang terintegrasi. Karena itu perlu diikuti dengan kerangka pendekatan pembangunan sebagai berikut :

a. Rencana strategik pembangunan desa

b. Zonasi desa

c, Action plan desa

d. Legal framework (perdes)

e. Implementasi Program

- Penguatan kelembangaan (good governance)

- Pembangunan infrastruktur

- Pengembangan perekonomian rakyat

Diolah : Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, 2007


STUDI EVALUASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DESA

19 Response to "Mengenai Evaluasi Program Pembangunan"

  1. my mind says:
    6 Juni 2010 pukul 00.03

    put, ni tiara.
    mau nanya.apa ketiga program tersebut tujuannya sama?
    kalo iy, d antara 3 program tersebut, yg mn yg lebih efektif dlm meningkatkan infrastruktur perdesaan?
    makasih

  2. anindita ramadhani says:
    6 Juni 2010 pukul 00.15

    saya blm byk mengerti mengenai perencanaan wilayah pedesaan, sehingga topik ini membuat saya tertarik..

    karena saya berbasis perencanaan kota dan ingin tahu apa perbedaan perencanaan desa dan kota, maka yang ingin saya ketahui adalah, apakah perbedaan implementasi antara proyek infrastruktur desa dg proyek infrastruktur kota?

  3. maya says:
    6 Juni 2010 pukul 00.26

    maya:dari program-program yang anda sebutkan, apakah sudah ada yang berhasil terimplementasikan dengan baik?lalu apa peran masyarakat untuk mendukung keberhasilan program tersebut?thx

  4. Aku Nikabon says:
    6 Juni 2010 pukul 00.35

    sangat bermanfaat :)

    tidak ada pertanyaan kok !
    hhe

    sukses selalu

  5. meidyas says:
    6 Juni 2010 pukul 00.36

    selamat siang...
    saya ingin menanyakan, adakah kekurangan dari program yang anda sebutkan sebelumnya?
    terimakasih.

  6. Unknown says:
    6 Juni 2010 pukul 00.42

    briliant, I have no Idea to ask you a Question

  7. dimas nu'man says:
    6 Juni 2010 pukul 00.52

    pembangunan desa adalah sesuatu yang terlupakan di Indonesia, dengan adanya program ini, maka yang harus dipikirkan adalah sinkronisasi antara program ini dengan program lainnya (terutama program yang hierakinya lebih tinggi). Dengan adanya pembangunan desa seperti ini maka diharapkan sumber daya manusia yang ada didesa bisa tetap bertahan didesa dan membangun desanya (seperti konsep agropolitan)

  8. madamzone says:
    6 Juni 2010 pukul 01.34

    teman, mau nanya... dalam metode observasi lapangan, anda menyebutkan bahwa melakukan wawancara mendalam dan FGD. apakah efektif menggunakan kedua-duanya? bukankah salah satu saja sudah mewakili.... kalau memang harus di gunakan keduanya,apa sebenarnya perbadaan antara kedua metode tsb? tengQ

  9. my name's putri says:
    6 Juni 2010 pukul 02.29

    menanggapi tiara: ketiga program tersebut memiiki tujuan dan prioritas pengembangan yang berbeda. menurut saya yang paling efektif di antara ketiganya adalah program PMPD karena melingkupi 3 hal penting yaitu desentralisasi pelaksaan pembangunan, pereonomian dan prasarana desa. :)

    menanggapi anindita: pengembangan pembangunan di desa mengutamakan pertania, oleh karen itu prasarana yang disediakan adalah yang mendukung kegiatan pertanian, seperti saluran irigasi. Sedang pembangunan di perkotaaan lebih mengutamakan sarana saluran drainase. :)

    menanggapi maya: cukup berhasil, seperti di Pangkep yang telah dapat mengembangkan pembangunan sarana air bersih dan di Minahasa kemampuan masyarakat meningkat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengoperasian.
    Partisispasi masyarakat dalam hal ini, antara lain dalam hal tenaga dan dana, serta organisasi dalam masyarakat (masyarakat berperan dalam pembangunan secara langsung). :)

  10. my name's putri says:
    6 Juni 2010 pukul 02.31

    menanggapi nikabon jaka nangrub dan dimas nu'man:
    terima kasih atas masukannya.. :)

  11. my name's putri says:
    6 Juni 2010 pukul 04.12

    mananggapi meidyas: sbenarnya program ini sudah baik, namun diperlukan integrasi antara Program pemberdayaan masyarakat untuk penyediaan infrastruktur desa harus terintegrasi antara pemberdayaan masyarakat dan program peningkatan tata kelola yang baik, karena dilakukan oleh konsultan yang berbeda. serta diperlukan Rencana strategik pembangunan desa, Zonasi desa, Action plan desa, Legal framework (perdes)dan Implementasi Program untuk keberlanjutan keberhasilan program. :)

    Menanggapi anggi atau madam: keduanya memiliki kedua kelebihan dan kekurangan yang berbeda, seperti dlam diskusi FGD akan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengaruh dominan individu, kebisingan, dan tekanan kelompok untuk sesuai (Dalkey, 1972). Oleh karena itu dengan menggunakan keduanya akan didapatkan hasil yang maksimal. :)

  12. Umi Lathifah says:
    6 Juni 2010 pukul 04.25

    selamat malam,,,saya mau bertanya kepada saudara putri,,

    dalam tulisan anda,,mengatakan bahwa terdapat 3 dampak program,,,yang saya tanyakan yaitu bagaimana anda bisa menentukan 3 dampak tersebut,,apa ada indikator khusus atau alat analisa khusus dalam menentukan 3 dampak tersebut,,

    terimakasih

  13. my name's putri says:
    6 Juni 2010 pukul 04.35

    menanggapi umi lathifah: dalam kegiatan evaluasi ini terdapat 4 indikator untuk menunjukkan hasil dari dampak program, antara lain: peningkatkan aksesibilitas usaha ekonomi masyarakat menjadi lebih baik, peningkatkan nilai asset (tanah) yang dimiliki, kemudahan komunikasi dan interaksi antar warga, penyediaan air bersih dan lainnya, peningkatan tingkat partisipasi masyarakat yang proses pelaksanaannya. :)

  14. dinarps says:
    6 Juni 2010 pukul 04.37

    saya ingin bertanya, apakah pendekatan evaluasi dan alat analisa apa yang digunakan?makasih..

  15. my name's putri says:
    6 Juni 2010 pukul 04.43

    menanggapi dinar: pendekatan evaluasi yang digunakan adalah pendekatan evaluasi formal karena inikator dibuat berdasarkan tujuan program. Sedang alat analisa yang digunakan adalah observasi lapangan dan penilaian melalui teknik evaluasi FGD. :)

  16. Annisaa Hamidah Imaduddina says:
    6 Juni 2010 pukul 06.52

    selamat malam ..
    saya ingin bertanya penentuan indikator dalam evaluasi ini didasarkan indikator output,outcome atau yang lainya??

  17. Anonim Says:
    6 Juni 2010 pukul 08.06

    bagaimana dengan kriteria replikasi atau penerapan dari program ini pada daerah lain? kalau program ini berhasil di lokasi studi anda akan lebih baik bila anda juga mengevaluasi akan kemungkinan replikasi program ini di daerah lain..thx :)

  18. Juniar IP says:
    6 Juni 2010 pukul 17.30

    Ass....
    Tatacara penulisan dah bener, tapi kok masih ada upload yang eror???

    Klo dilihat ada penulisan program yang salah (PIPP) yang seharusnya yang saya tahu PPIP (Program Peningkatan Infrastruktur Pedesaan).....:)
    Kebetulan dalam tingkat propinsi aku diberi kepercayaan untuk melakukan Evaluasi kinerja kegiatan untuk seluruh kegiatan PPIP Jatim.
    Kegiatan tsb sampai menghasilkan rekomendasi untuk perbaikan program kedepan.

    Atas dasar itu aku menanggapi, bahwa beberapa kegiatan evaluasi yang dilakukan tidak akan bisa terlaksana atau sulit dilaksanakan, kalaupun terlaksana butuh dana cukup.
    Seperti misalnya mengadakan FGD....???
    Mestinya kalau mau ikut aja kegiatan/tiap bagian dri sosialisasi sampai Musdes IV baru akan tahu prosesnya dan dpt mengevaluasi dengan lebih baik.

    Contoh-contoh yang diberikan terlalu luas.... coba cari contoh2 dalam Jatim sendiri, cukup banyak kok.....:)
    Kalau perlu silahkan menghubungi saya untuk data2 tersebut, pasti aku bantu, tapi jangan lupa bawa pisang goreng ya...hehe
    Sukses.... Tetap Semangat!!!!

  19. my name's putri says:
    6 Juni 2010 pukul 21.09

    menanggapi annisaa: dalam evaluasi ini menggunakan indikator berdasarkan outcome.. :)

    menanggapi kipty: evaluasi program dilakukan pada 6 desa yang mewakili seluruh desa yang ada di Indonesia, tentunya yang menjadi saran ketiga program ini..trima kasih sarannya. :)

    menanggapi Pak Juniar: maaf pak, itu kesalahan pengetikan. Terima kasih atas koreksinya. :)
    masalah keterbatasan dana dalam melakukan evaluasi program memang acap kali menjadi faktor penghambant terbesar, tentunya tidak hanya dalam evaluasi pak, namun juga program pembangunannya itu sendiri. Mungkin dengan mengajak partisipasi atau kerjasama dengan masyarakat ataupun swasta dapat menjadi solusi dalam memecahkan masalah ini. :)
    Terima kasih pak..boleh klo kapan-kapan mampir.. :)
    sukses selalu juga buat Pak Juniar. :)

Posting Komentar